Saturday 29 August 2015

Terima Kasih Tuan Tanpa Nama

Apakah ini kisah nyata? atau hanya cerita fiktif dari imajinasi organ tubuhku yang ku sebut otak, hehe ini kisah nyata yang benar-benar ku alami sore tadi sekitar pukul 18:00 WIB di Kota Tua Jakarta  jadi begini ni ceritanya simak ya, hehe kalo mau nyimak, gak juga gak apa apa. cuma harapannya semoga hikmah dari kejadian ini bisa tersampaikan bagi yang mau baca, itu aja  :)

Hari ini kami ke Harco Mangga Dua untuk survei pricelist laptop karena kebetulan ada rencana pembelian laptop, hehe
setelah keliling dan tanya-tanya harga di toko-toko di gedung ini kami pun memutuskan  untuk pulang karena sudah sore dan sudah hampir tutup. tiba-tiba teman bilang gini " gimana kalo kita ke istiqlal aja yuk pengen kesana" dan saya pun menjawab " istiqlal, oh iya tapi liat situasi sama kondisi ya istiqlal kan jauh tahu sendiri jakarta macet" entah kecewa apa tidak tapi itulah jawaban yang bisa saya sampaikan.

Akhirnya kami pulang dengan mengendarai motor. ditengah kemacetan yang lumayan, iya beneran lumayan macet, hehe (lumayan macet jakarta beda lho sama daerah). tiba - tiba terdengar suara adzan maghrib berkumandang. sambil naik motor mata langsung celingak-celinguk merhatiin masjid yang ada di pinggir jalan, ternyata gak ada. akhirnya kami berhenti di lampu merah Kota Tua Jakarta
berhubung lampu merahnya lama, mata melihat sekeliling dan terlihat disisi jalan seorang kakek menggunakan sarung, "lihat deh itu kakek" ucapku terhadap teman lalu dia pun  menjawab " kakek itu gak punya rumah lho" mungkin dia tidak tega ingin bilang kakek itu gelandangan. setelah mendengar jawaban teman itu saya pun kaget, karena tidak terlalu memperhatikan hal seperti itu. lalu saya mulai membelalakan mata untuk memperhatikannya. dalam hati saya berkata "mungkin benar kalo kakek itu gak punya rumah" dan saya tetap memperhatikan,  kakek itu sedang  memegang botol air kemasan 1,5 liter ditangannya lalu perlahan di siramkan kebagian tubuhnya. setelah kuperhatikan lagi dengan seksama " Subhanallah ternyata kakek itu sedang wudlu"   :-$ lalu saya pun tersenyum dan berkata dalam hati "betapa mulianya kakek ini" saat saya menoleh kekanan ternyata banyak orang yang memperhatikan prilaku kakek ini yang sedang berwudlu. Subhanallah

Lampu akhirnya hijau dan kami pun melanjutkan perjalanan, saya tidak tahu apakah akhirnya kakek
itu sholat maghrib di trotoar itu atau ditempat lain.Tapi yang jelas perbuatannya telah mengingatkan saya untuk tidak merasa malu saat ingin ibadah .Terima kasih kakek tanpa nama, terima kasih atas perbuatan mulia mu, entah kau mengenal diriku atau tidak, entah kau sadar atau tidak, tapi dirimu telah mengajarkan aku banyak hal.semoga amal ibadahmu di terima oleh Allah SWT. karena orang yang dimuliakan Allah SWT adalah yang bertaqwa. ternyata benar adanya, Energi positif itu berubah menjadi energi positif yang lainnya.  setelah melihat kejadian itu akhirnya kami berhenti di Pom bensin terdekat dan melaksanakan Sholat maghrib. sekian Terima Kasih


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...