Thursday 7 April 2016

Tripod ( Persahabatan dan Mimpi )

http://instagram.com/p/BCPzsG_m3MJ/

Hari itu, semua siswa berduyun-duyun untuk berkumpul disalah satu ruang luas dengan panggung ditengahnya. Mereka menggunakan baju serba putih dan bawahan motif kotak-kotak yang senada.

Begitu pun aku, aku bersemangat sekali . Setelah menyelesaikan kewajibanku untuk beribadah. Aku sudah mandi dan siap-siap dengan seragamku. Karena ini hari yang paling kutunggu.


"Huda! Tumben pagi-pagi udah rapih? Semangat banget mau sekolah."

"Soalnya hari ini istimewa, selain pengumuman juara kelas, nanti juga akan diumumkan juara lomba menulis cerpen. Lu tahu sendiri passion gw kan Ris.. " Jawabku menggebu.

  *******

Singkat cerita, akhirnya kami semua berkumpul disebuah Aula sekolah kami. Dibarisan depan para guru sudah duduk rapih ditempatnya. Sedangkan para siswa duduk dibelakang beralaskan karpet hijau bermotif ka'bah disetiap polanya.

Tepuk tangan kami meriah saat kepala sekolah naik podium dan memberikan wejangan pembukaan. Tak lama kemudian naik salah satu guru mulai mengumumkan juara kelas maupun juara umum. Tapi aku tak terlalu menghiraukannya, yang jadi perhatianku adalah pemenang lomba menulis cerpen.

"Baik, setelah menimbang dan menilai. pemenang untuk lomba menulis cerpen kali ini adalah....... SYAITONIRROJIM. dengan judul cerpen Menulis dengan perasaan.  Silahkan menaiki podium untuk menerima hadiah."

Pandanganku seketika kosong, mulutku menganga. "Kenapa tiba-tiba dia bisa menang. Padahal dia sama sekali tidak pernah menulis. Apa jangan-jangan?" Gumamku

"Huda! Lu ngerasa aneh gak? Tiba-tiba Syaiton ikut lomba menulis, dan anehnya judulnya mirip punya lu. Menulis dengan hati." Tanya Faris dengan muka tak percaya.

"Dasar Plagiat! Mengambil karya orang tanpa izin. Aku ingat. Seminggu sebelum mengumpulkan cerpen. Aku minta pendapat kalian, termasuk si Syaiton." Jawabku dengan memukul-memukul lantai dengan tinjuku.

"Bener Huda, sama banget seperti yang gw pikirin." Timpal Satria disebelahku.

"Sumpah, gw gak pernah nyangka si Syaiton sejahat itu ngerusak mimpi gw."

"Nggak! Mimpi lu gak dirusak, cuma karya lu yang dibajak. Ingat analogi sepeda. Semakin tinggi tujuan kita maka kita akan mengayuh sekuat tenaga. Sedangkan saat kita turun ketempah rendah. Kita tak perlu mengayuh sama sekali."

"Bener itu, gw setuju sama Faris. Lu harus sabar dan terus berkarya Huda."

"Terima kasih, lu semua memang sohib gw banget." Jawabku sambil menyodorkan tangan kanan.

"Yaps, kita seperti tripod. Satu jatuh, maka kita bertiga akan jatuh semua. Kita harus saling menguatkan." Timpal Satria sambil menyodorkan tangannya juga

"TRIPOD...." Jawab kami serentak sambil melepaskan tangan yang bertauatan

#OneWeekOnePaper
#LipatCeritaOwop





No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...