Monday 28 March 2016

Kereta Menurut Adikku

http://instagram.com/p/BCAe_0nm3Gc/



"Bu baju yang udah dicuci dimana ya?" tanyaku sambil menikmati secangkir kopi durian.
" Udah dilemari kamar kamu Bang, makanya lihat pakai mata?" aku hanya nyengir sambil menyeruput kopi khas kotaku.


ahh, kenikmatan seperti ini akan segera usai. hidupku akan kembali dikejar deadline. karena waktu libur sudah hampir usai. Kalender adalah salah satu yang tak ingin kupandang, meliriknya pun aku enggan, tapi apalah daya reminder smartphoneku sudah berdering nyaring.

Aku mulai mengisi koperku dengan baju, sepatu dan segala hal yang harus kubawa kembali ke kota. Kubuka jendela agar udara pagi ini menghiburku. Terlihat dibalik jendela seorang anak yang sedang asik mengendarai sepeda, anak itu melihat kepadaku dan tersenyum sumringah. "Bang! lagi apa dikamar?" sapanya kepadaku.

"Lagi siap-siap dek, besok abang balik ke Jakarta." timpalku sambil menyusun rapi pakaian

"Yahh, masak udah balik aja bang. kapan pulang kampung lagi?"

"InsyaAllah nanti bulan puasa sebelum lebaran, kenapa emang?"

"Beliin Caesar hadiah, ya bang?" 

 "Yaudah, nanti abang beliin mobil-mobilan ya?"

"Gak ahh bang! Caesar gak mau mobilan, maunya kereta aja."

"Loh tumben gak mau mobilan, kenapa kereta?"

"Iya, soalnya Caesar mau jadi orang kaya raya, nanti mau beli kereta pribadi"

$#@$*@)*&^%... Aku terdiam sebentar sambil mengernyitkan dahi.

"Orang kaya biasanya punya mobil mewah pribadi, bukan kereta dek."

"Justru itu bang, di dunia ini orang kaya cuma punya mobil mewah, helicopter, pesawat, dan yacth pribadi. Tapi gak ada yang punya kereta pribadi. Caesar mau jadi orang kaya raya bukan cuma kaya." jawabnya sambil tertawa renyah, memperlihatkan gigi ompongnya.

"Tapi kan kereta itu butuh relnya adek."

"Itu juga bang yang jadi alasannya. Kereta itu selalu berada dijalurnya, tak pernah keluar dari rel. Dijalan yang lurus. Layaknya kita bang sebagai muslim, harus selalu berada dijalan yang lurus. Menjadikan Al-Quran dan Hadist sebagai rel untuk kita menjalani hidup, lalu menjadikan Iman dan Taqwa kepada Allah Azza Wa Jalla sebagai bahan bakarnya supaya tidak berhenti ditengah jalan."

Aku terpana mendengar jawaban adikku. Sekecil ini dia sudah memberikan filosofi berharga tentang kereta api. Aku bahagia adikku bisa secerdas itu memberikan penjelasan.

"Subhanallah luar biasa sekali alasannya dek. Keren, yaudah nanti abang beliin kereta mainan dulu ya?"

saat itu Ibu melihat percakapan kami dan dia pun menimpalinya.

"Siapa dulu yang ngajarinnya, I..BU..." Ibuku sambil memeluk adik kecilku.

"Iya donk, Caesar kan anak ibu." sambil menciumi pipi ibuku.

Aku tak mau kalah, langsung bergegas ke taman depan rumah dan langsung merangkul mereka berdua. Ahh, rasanya senang sekali pulang kampung kali ini. Berat rasanya ingin kembali merantau ke Ibukota. Tapi aku ingat pesan Imam Syafi'i " Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup di negeri orang."

Aku harus menempa diri, menempa hati, agar nanti kelak saat pulang ke kampung halaman, aku bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Namun bila takdir berkata lain dan ajal menjemput sebelum aku selesai. Setidaknya aku berdoa semoga aku termasuk Thollabul ilmi fii sabiilillah. Aamiin.  :)














8 comments:

Evnaya Sofia said...

Sarat makna ^^b

Unknown said...

Bagus....
Banyak pesan moralnya...
Nasehat begitu...
Tq..

handken said...

Wah, filosofinya keren! Tapi, itu, aku gatel di EYD-nya, hehehe

Warna Warni Dunia Cici said...

Keren. I like it. :)

Unknown said...

Terima Kasih ^_^ Evnaya sofiya. Jazakillah khairan

Unknown said...

Alhamdulillah, terima kasih Erlis Wati. Jazakillah khairan

Unknown said...

Subhanallah, terima kasih Ken. Nah itu dia PR-nya EYD. Tolong dibantu ya, hehehehe

Unknown said...

Thanks, I like it too :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...